BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayuran sudah sangat dikenal masyarakat dunia. Sayuran memiliki manfaat dan kegunaan yang beragam dalam kehidupan sehari-hari. Sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat diutuhkan oleh tubuh kita, terutama kandungan karoten, berbagai vitamin B, vitamin C, dan vitamin A. Zat besi dan karoten banyak terdapat pada sayuran yang berwarna hijau tua.
Menurut asalnya sayuran dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sayuran daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran umbi, sayuran bumbu. Salah satu contoh sayuran buah adalah labu siam. Di dalam 100 gr labu siam terkandung 6.5 karbohidrat, 0.6 protein, 0.3 mineral dan 14 mg kalsium.
Ada beberapa jenis labu yang telah dibudidayakan dan dimanfaatkan antara lain labu kuning (Cucurbita moschata), labu air (Lagenaria siceraria), labu Siam atau waluh jipang (Sechium edule) beligo (benincasa hispida), courgette crougette (Cucurbita Pepo), dan butternut squash varietas.
Sedangkan yang paling banyak kita jumpai di dapur kuliner ialah labu kuning atau labu parang dan labu siam. Labu siam sendiri cocok dijadikan olahan sayur, seperti campuran sayur asam, sambal goreng, sayur bersantan atau dikukus sebagai lalapan. Selain di olah menjadi lauk sayuran labu siam juga bisa diolah menjadi macam makanan ringan, seperti ; kripik, dodol, dsb.
Selain diolah menjadi makanan labu siam juga memilki khasiat yang dapat berperan sebagai obat atau pemeliharaan tubuh, yaitu sebagai obat sembelit, mencegah gusi berdarah, getahnya bisa menghilangkan garis hitam pada tumit, dll.
B. Syarat Tumbuh
Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu.
Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1.000 m dpl. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Untuk rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses pengapuran untuk menaikkan pH bisa diabaikan.
C. Benih dan Bibit
{ Pemilihan Benih
Labu siam bibitnya dapat dibuat sendiri dengan cara membeli buah labu siam yang sudah tua di pasar, kemudian diperam di tempat yang lembap sampai tumbuh tunasnya. Petani labu siam lebih banyak memperoleh bibit dari sesama petani lainnya.
{ Jumlah Benih yang Dibutuhkan
Jumlah benih yang dibutuhkan dipengaruhi oleh jarak tanam. Makin rapat jarak tanam, makin banyak benih dibutuhkan. Untukpenanaman langsung atau yang melalui penyemaian, sebaiknya jumlah benih ditanam 10 % dari total kebutuhan. Cadangan benih disediakan untuk mengganti benih yang tidak baik pertumbuhannya.
Kebutuhan benih pada labu siam yang jarak tanam anjuran adalah 4 x 4 m, membutuhkan benih sebanyak 650 biji.
D. Budidaya
Benih:
* Labu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat diperoleh bijinya dengan memetik buah yang sudah tua benar.
* Kemudian diperam di tempat yang lembab hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650 biji/ha, Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang.
* Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang tanam. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud.
* Akan tetapi, perlu dibuat parit pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di sekeliling lahan dan di antara beberapa baris tanaman.
* Lubang penanaman dibuat dengan tugal. Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-para menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada lubang tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas.
* Tutupi buah dengan tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.
Pemeliharaan:
Sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar, tindakan penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup seluruhnya gampang sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar batang utama tanaman perlu juga ditinggikan.
Caranya tarik tanah ke dekat batang tanaman sehingga pada pokok tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu membuat para - para .
Para - para dibuat dari bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang. Tinggi bambu dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu agar bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat.
Masing-masing bambu yang dijadikan tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas para-para terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan bambu-bambu lagi dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30 x 30 cm atau 50 x 50 cm.
Pengecilan bidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat.
Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. Pemangkasan cabang diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar bisa bertunas. Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak 100 g/lubang atau 60-100 kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman. Pupuk ini dibenamkan dekat batang pokok.
Produksi 2003-2007 |
E. Jumlah Produksi
Sumber : Redaksi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Selasa, 11 Maret 2008 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( sumber : http://www.hortikultura.deptan.go.id/ )
Data Statistik Hasil Pertanian Labu Siam Tahun 2008
Kabupaten Buru Maluku
No. | Asal daerah | Luas panen | produksi | Rata-rata produksi |
1 | Kec. Namlea | 5,5 | 8,0 | 1,45 |
2 | Kec. Waeapo | 5 | 18 | 3,60 |
3 | Kec.Airbuaya | 3 | 9 | 3,00 |
4 | Kec.Batabual | - | - | - |
5 | Kec. Waplau | 1,5 | 5 | 1,33 |
(Sumber:http://burukab.go.id/web/index.php?option=com_content&task=category§ionid=7&id=16&Itemid=83
F. Permasalahan Yang Sering Timbul
Yang dimaksud dengan hama adalah semua binatang yang merugikan tanaman ini. Sedang yang dimaksud dengan penyakit adalah semua gangguan pada tanaman labu yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan juga karena kekurangan unsur – unsur hara.
S Hama
Yang dimaksud dengan hama adalah semua binatang yang merugikan tanaman ini. Sedang yang dimaksud dengan
Ada beberapa hama yang dapat menyerang labu siam ( Sechium edule ), meliputi ;
Hama ulat grayak (Spodoptera litura / Prodenia litura)
Gejala
Serangan terjadi pada malam hari, daun tanaman bisa ludas tak terselamatkan lagi. Keesokan harinya hanya tinggal tanaman yang rusak, sedangkan hamanya tersembunyi di dalam tanah.
Penyebab
Penyebab kerusakan daun tersebut adalah ulat grayak atau Spodo lutira. Ulat ini termasuk keluarga Noctuidae. Hama ini bersifat pilofag ( makan bermacam – macam famili tanaman ). Ulat dan ngengat ulat grayak hanya keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari.
Umur ngengat pendek, bertelur dalam 2 – 6 hari. Telur diletakkan dalam kelompok yang bentuknya bermacam – macam. Masing – masing kelompok berisi telur kurang lebih 350 butir dan jumlah semua telur kurang lebih 2.000 – 3.000 butir. Telur akan menetas sesudah 3 – 5 hari.
Untuk sementara, setelah menetas ulat kecil masih tetap berkumpul. Beberapa hari kemudian ulat – ulat tersebut menyebar mencari makanan. Pada umur dua minggu panjang ulat dapat mencapai kurang lebih 5 cmdan mulai berkepompong di dalam tanah. Pupanya dibungkus dengan tanah dan ngengatnya bisa terbang sejauh 5 km pada malam hari.
Ulat grayak membuat lubang pada daun dan menyukai tanah yang lembap. Warna ulat bermacam – macam dan mempunyai ciri yang khas, yaitu pada ruas perut keempat dan kesepuluh terdapat bentuk bulan sabit berwarna hitam, dibatasi garis kuning pada samping dan punggungnya.
Pengendalian
a. Diberantas secara mekanis
Telur yang ada dan yang baru menetas diambil bersama – sama dengan daun tempat menempelnya. Pengambilan ini jangan sampai terlambat sebab apabila ulat telah besar, akan bersembunyi di dalam tanah.
b. Diberantas secara biologis
Disemprot dengan Bacillus thungiriensis atau Borrelinasvirus litura.
c. Diberantas secara kimia
Disemprot dengan insektisida, misalnya Azodrin, sedini mungkin sebelum ulat bersembunyi di dalam tanah. Dosisnya 2 cc/l air.
d. Pembersihan gulma supaya tidak menjadi tempat berkembang biak dan bersembunyi ngengat dan ulat.
Lembing ( Epilachna sparsa )
Gelaja
Daun labu siam yang terserang hanya tinggal tulang daun dengan jalur – jalur kecil mesofilnya. Daun menjadi kering dan kecoklatan. Akibatnya, produksi tanaman akan turun.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh Epilachna sparsa, di Jawa Barat disebut hama oteng – oteng. Bentuk lembing bulat, warnanya merah dengan bercak – bercak hitam sebanyak 12 – 26. Lembing ini mempunyai bulu – bulu halus. Larva mudanya berwarna kelabu, kemudian pada instar ketiga dan keempat menjadi kuning dan kelabu dengan duri – duri hitam. Telurnya berwarna kuning, berbentuk oval, dan panjangnya 0,5 mm. pupanya berbentuk segi empat dengan bercak hitam. Telurnya diletakkan dalam kelompok 20 – 50 butir di balik daun ( dapat mencapai jumlah 800 butir ). Dalam 4 – 5 hari akan menetas dan keluarlah larva berduri. Larva ini sangat rakus dan pada waktu senja bergerak di permukaan daun. Larva yang telah dewasa ( pada instar keempat ) panjangnya sekitar 6 mm, perutnya meruncing ke belakang dengankaki langsing panjang. Larva ini akan pupa dengan cara berkelompok di daun, tangkai atau batang. Lembing ini sangat rakus dan dapat hidup lebih dari tiga bulan.
Pengendalian
a. Telur, larva dan lembing dapat ditangkap dengan tangan dan dimatikan.
b. Diberantas dengan musuh alaminya, yaitu jenis tabuhan yang menjadi parasit telur, larva dan pupa.
c. Berusaha tani dengan mengembangkan sistem rotasi ( pergiliran tanaman ).
d. Disemprot dengan insektisida, seperti Carbaryl, Carbophenation, Acephat, atau Trichlorphon.
Kumbang Aulacophora silimis
Gejala
Tanaman layu karena jaringan akarnya dimakan larva dan daunnya dimakan kumbang.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh kumbang Aulacophora silimis.
Pengendalian
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida yang bersifat racun perut dan sistemik, misalnya Curacron 500 EC. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan gropyokan ( dengan menangkapi kumbang yang sedang menyerang ).
Kepik Leptoglossus australis
Gejala
Kualitas buah menurun, bekas sarangan hama sering ditumbuhi cendawan Nematospora. Akhirnya buah menjadi busuk.
Penyebab
Kerusakan tersebut diakibatkan oleh kepik Leptoglossus australis.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak, misalnya Azodrin dengan dosis 2 cc/l air. Penyemprotan ini dilakukan setelah terlihat ada serangan kapik ini.
Dacus cucurbitae Coq
Gejala
Dading buah tidak dapat dimakan karena telah berubah menjadi air dengan ratusan belatung yang menjijikkan. Dari luar keadaan buah tersebut tampak sehat. Jika menyerang batang, meyebabkan batang menjadi bisulan dan buahnya menjadi kecil – kecil berwarna kuning.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh Dacus susurbitae coq. Lalat ini disebut jiga lalat buah semangka, tetapi sebenarnya semua keluarga Cucirbitaceae. Nama lain dari lalat ini adalah Batrocera cucurbitae atau Chaetodacus cucurbitae. Hidupnya tersebar mulai dari Afrika, India, Myanmar, Srilanka,Malaysia, Indonesia, Filipina, Jepang, Australia, Hawaii, California dan lain – lain.
Lalat ini menyebabkan tanaman inang yang cukup banyak, sekitar 100 jenis. Tanaman yang menjadi inangnya diantaranya adalah tomat, l\jambu biji, pepaya, jeruk, mangga, kurma dan buncis. Lalat yang dewasa ukurannya sedang, warnanya kuning, dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap terdapat bercak – barcak berwarna coklat kekuningan.
Pada abdomennya terdapat pita – pita hitam, sedang pada toraknya terdapat bercak – bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.
Dengan ovopositornya, lalat ini menusuk kulit buah. Telurnya diletakkan di bawah kulit buah, dengan jumlah sekitar 100 – 120 butir. Telur – telur ini akan menetas 2 – 3 hari kemudian. Lalu menjadi berengan yang akan membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama kurang lebih dua minggu. Berengan yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh dia atas tanah kemudian membuat terowongan sedalam 2 – 5 cm dan berpupa. Lama masa pupa 7 – 8 hari. Total daur hidupnya antara 23 – 34 hari, tergantung dari keadaan udara. Dalam satu tahun kira – kira terjadi 8 – 10 generasi. Lalat ini sebenarnya mempunyai musuh alami berupa lalat parasit braconit ( Opius fletcheri ), dan tabuhan parasit chalcit ( Spalangia hirta ).
Pengendalian
a. Kebersihan harus dijaga. Semua buah yang telah terserang dikumpulkan menjadi satu dan dimusuhkan dengan cara dibakara.
b. Lalat ditangkap dengan umpan minyak citronella yang dapat menarik lalat jantan atau dengan protein hydrilysat dicampur insektisida, misalnya malathion. Lalat yang memakan tersebut mati.
c. Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong yang berada di dalam tanah terkena sinar matahari dan mati.
d. Buah dibungkus ( diberongsong ) dengan kertas atau daun pisang kering ( klaras ) atau plastik.
Siput ( Pamarion pupillaris Humb )
Gejala
Tanaman di persemaian terkoyak lalu mati. Tanaman yang baru tumbuh juga bisa mengalami hal yang sama.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh siput ( Pamarion pupillaris ). Warna siput ini cokelat kekuningan atau cokelat keabuan. Rumah pada punggungya kerdil dan sedikit menonjol, jenis yang telanjang halus tak ada tonjolan. Panjangnya sekitar 5 cm.
Pengendalian
a. Siput ditangkap malam hari, lalu dikumpulkan. Keseokan harinya dipotong – potong lalu diberikan untuk makan ayam atau itik.
b. Bahan kimia seperti metaldehyde dengan nama dagang Metadek atau Metocol merupakan racun kontak yang bisa mematikan siput. Siput yang makan menjadi kering dan mati. Bahan kimia lain seperti methiocarb dengan nama dagang Merusol juga dapat digunakan, dosisinya 2 g ( ½ sendok the )/l air. Bahan kimia tersebut biasanya dicampur dulu dengan dedak halus. Siput ini juga dapat dibasmi dengan garam. Caranya, siput direndam dengan air bergaram.
S Penyakit
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ – organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari – hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari kedaan normal. Penyebab penyakit ada beberapa macam, ada yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan hara, dan lain – lain.
Untuk mendiagnosa penyakit harus hati - hati karena sering terjadi salah diagnosa. Kesalahan diagnosa mengakibatkan kesalahan pengobatan sehingga biaya yang telah dikeluarkan untuk membeli obat dan mengupah tenaga kerja untuk pengobatan tersebut menjadi sia – sia.
Penyakit yang menyerang labu siam meliputi sebagai berikut ;
Penyakit embun bulu ( downy mildew )
Gejala
Gejala penyakit dapat lokal atau sistemik. Serangan pada daun menampakkan gejala bercak – bercak kuning, lalu berubah warna menjadi cokelat kemerahan, dan akhirnya tanaman mati. Jika tanaman tidak mati, maka buah yang terbentuk tidak normal, rasanya hambar dan aromanya tidak ada.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh cendawan Pseudoporonospora cubensis. Penyebaran cendawan ini melalui spora yang disebarkan oleh angin pada keadaan cuaca kering. Setelah ada embun, spora berkecambah pada daun.
Pengendalian
a. Pemangkasan dan pembakaran tanaman yang sakit
b. Penanaman varietas yang resisten
c. Disemprot dengan fungisida, misalnya Benlate berdosis 2 g/l air, dengan frekuensi penyemprotan 3-5 hari sekali pada musim hujan dan 10-14 hari sekali pada musim kemarau.
d. Mengadakan pergiliran tanaman.
Penyakit embun tepung ( powdery mildew )
Gejala
Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah dari tanaman. Daun yang terserang menjadi kuning cokelat, dan akhirnya mengering. Selain daun, juga meyerang batang yang masih muda sehingga batang seperti dilapisi oleh tepung (powder). Jika seluruh daunsudah terserang, tanaman akan lemah dan mati atau buah yang dihasilkan tidak normal.
Penyebab
Penyebab gejala tersebut adalah cendawan Oidium sp.
Pengendalian
a. Mengurangi kelembapan di sekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanaman dan drainase yang baik.
b. Membuang bagian yang terserang
c. Menanam varietas resisten
d. Disemprot dengan fungisida sulfur berdosis 2 g/l air sebagai pencegahan dan penyembuhan.
Penyakit antraknosa
Gejala
Daun bernoda hitam. Pada serangan berat batang dan buah juga terserang. Serangan lebih berat terjadi pada musim hujan.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh cendawan Colletrichum sp.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan fungisida ( misalnya Benlate dosis 2g/l air ).
Penyakit layu
Gejala
Serangan yang terjadi pada stadium tumnih, bibit yang baru berkecambah dan tanaman muda ,akan menyebabkan tanaman mati beberapa saat setelah terinfeksi. Tanaman dewasa yang terserang tidak akan sembuh. Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan menngerut dan mengering.
Penyebab
Gejala tersebut disebabkan oleh cendawan Fusarium sp.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang, meyiramkan larutan fungisida ( misalnya Benlate dengan dosis 2 g/l air ) ke tanah bekas tanaman yang sakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.
Penyakit virus
Gejala
Gejala serangan tampak jelas pada daun – daun muda. Penyakit ini menyerang semua stadium tumbuh. Bibit tanaman yang terserang biasanya tidak dapat tumbuh normal. Tanaman dewasa yang terserang kadang – kadang dapat mengalami penyembuhan ( tergantung kondisi tanaman ). Jika tidak sembuh, buah yang terbentuk tidak akan normal.
Penyebab
Penyebab gejala tersebut adalah cucumber misaic virus ( CMV ).
Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, memberantas vektor virus ( serangga ), menyeleksi bibit yang akan dipindahkan ke lapang dan pemupukan yang seimbang agar kondisi tanaman lebih baik.
G. Panen dan Pasca Panen
Panen
* Umur panen
Umur panen labu siam bervariasi, tergantung jenis, tingkat kesuburan dan tujuan penanaman. Ada jenis – jenis labu siam yang berumur pendek dan ada yang berumur panjang. Tingkat kesuburan tanah sangat mempengaruhi umur panen. Pada tanah yang subur, kecepatan pertumbuhan generatif akan terangsang sehingga pembentukan buah pun berlangsung lebih cepat. Berdasarkan tujuan penanamannya juga bisa menyebabkan perbedaan waktu panen. Untuk tanaman labu siam buah, umur panennya 4 bulan setelah tanam.
Sedangkan labu siam pucuk, umur panennya relatif lebih pendek dibanding labu buah, yaitu sekitar 3-4 bulan.
Labu buah yang siap dipanen mempunyai berat sekitar 0,5 kg. jadi, ukurannya bisa diperkirakan untuk berat sebesar itu. Warna labu yang sudah tua biasanya hijau muda kekuning – kuningan. Sedangkan labu siam pucuk tanda siap panennya cukup mudah, yaitu ketika berumur 3-4 bulan.
* Cara pemanenan
Buah labu siam yang telah cukup umur dipetik, kemudian dimasukkan ke dalam karung. Untuk menjaga kualitas, buah labu yang dipanen jangan sampai jatuh karena dapat menyebabkan cacat atau luka. Perlu diketahui bahwa buah labu siam yang sudah masak mudah jatuh. Di samping itu posisi buahnya berdempetan dengan jumlah 3-5.
Karena pemetikan labu di atas sedangkan karung di bawah, sebaiknya pada saat pemetikanperlu tempat sementara sebelum masuk ke karung besar.
Untuk tanaman labu siam yang dipanen pucuknnya, cara pemanenannya lain. Pucuk yang sudah siap panen di pegang bagian atasnya kemudian dipotong bagian bawahnya. Panjang pemotongannya kira – kira 25 cm dari ujung batang. Jangan smpai keliru memotong sulur. Untuk membedakannya, batang pucuk biasanya berakhir dengan daun yang paling muda, sedangkan sulur biasanya batangnya lebih kecil dan tidak berdaun serta melingkar seperti per. Pemotongan sebaiknya menggunakan pisau yang tajam supaya bekasnya kelihatan rapi. Pengepakan dari lokasi panen bisa digunakan keranjang plastik yang sekaligus juga bisa digunakan untuk pengepakan ke lokasi penjualan.
Labu siam dipanen pertama kali sekitar umur 4 bulan sesudah tanam. Labu siam dipotong tangkainya dengan pisau, tetapi jangan sampai jatuh. Kulitnya yang halus mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.
Pasca panen
Untuk pasar tradisional, perlakuan pasca panen kurang begitu diperhatikan. Pengemasannya biasa menggunakan karung atau keranjang. Karung yang digunakan adalah karung plastik yang dijahit dengan tali plastik. Persyaratan untuk memasuki pasar tradisional memang tidak ketat karena konsumennya mempunyai kecenderungan pada segi kuantitas dengan harga yang lebih murah.
Untuk pasar swalayan ( supermarket ), seleksi dan pengemasan harus lebih diperhatikan. Setelah labu siam dibawa dari kebun, kemudian dibongkar dari keranjang satu per satu. Kemudian dilakukan grading sesuai ukuran yang dikehendaki, sambil bersihkan. Lalu disusun dalam keranjang plastik khusus dengan cara susun selang – seling. Untuk mengangkut hasil panen dari petani ke pedagang, pengumpul atau ke supermarket digunakan alat angkut berupa mobil.
Disamping kemasan besar yang sudah umum digunakan untuk pengangkutan dari sentra produksi ke tempat pemasaran, persaingan pasar yang ketat sekarang ini mendorong produsen untuk memperhatikan kemasan konsumen ( consumer packaging ). Di samping itu, tuntutan kualitas, terutama dari konsumen menjadi alat persaingan yang ampuh, di antara para produsen, untuk menarik perhatian pemebelinya.
Labu siam yang telah dibelah – belah menurut ukuran tertentu. Kemasan sperti ini banyak ditemui di supermarket- supermarket besar. Kemasannya bisa memakai plastik biasa atau plastik film.
Berbeda dengan buah labu siam, pengemasan pucuk labu siam lebih sederhana lagi. Pucuk yang telah dipotong sama panjang dililit dengan kantong plastik, kemudian diikat dengan menggunakan isolasi.
Selain itu buah labu siam juga dapat dibungkus dengan plastik biasa ukuran setengah kilogram, ujung plastik dilipat dan direkatkan dengan isolasi. Kemasan tanpa label ini biasa dipakai oleh minimarket.
BAB II
KARAKTERISTIK BAHAN MAKANAN
- Karakteristik atau Tanda – tanda Bahan
Labu siam ( Sechium adule ) disebut juga waluh siem, labu jepan, atau labu jipang. Tanaman ini tumbuh merambat. Panjang batangnya dapat mencapai 12 m. daunnya lebar dan sedikit berbulu. Bunganya berkelamin satu, tetapi tidak mengalami kesulitan dalam proses penyerbukan karena bunga jantan dan betinanya terdapat pada satu pohon ( monoecus ). Tandan bunga jantan bertangkai panajang, berjumlah banyak dan kecil – kecil.
Sedangkan tandan bunga betina lebih bulat dan lebih besar. Buahnya berkulit tipis, berdaging tebal, bergatah, dan banyak mengandung air. Berat buahnya antara 0,5 – 1 kg. bijinya tunggal dan berada di dalam buah.
- Daerah Asal
Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada tahun 1756. Jenis tanaman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Di Meksiko, tanaman labu siam tidak hanya dimanfaatkan buahnya sebagai sayuran, umbinya juga sebagai bahan pangan sumber karbohidrat. Tumbuhan yang batangnya menjalar dan melilit ini merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan. Daunnya berbentuk lekuk tangan, sedangkan buahnya berbentuk genta.
Labu siam memiliki banyak nama, masyarakat Jawa Tengah mengenalnya sebagai labu jipang, masyarakat Jawa Timur menyebutnya manisah, masyarakat Jawa Barat menyebutnya waluh siam, masyarakat Manado menyebutnya dengan ketimun Jepang. Sedangkan masyaralat dunia internasional biasa menyebut buah ini chayote.
Buahnya mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid. Terdiri dari 90 persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu dan 0,1 persen lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat. Daunnya mengandung saponin, flafonoid, dan polifenol.
- Varietas
Labu siam | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Berdasarkan penampilan buahnya, labu siam terbagi menjadi dua varietas, yaitu varietas labu Siam dan varietas labu anggur. Varietas labu siam memiliki ukuran buah besar, dapat dipanen pada stadium cukup tua untuk bahan sayuran, atau stadium amat muda (baby) sebagai bahan lalapan. Varietas labu anggur memiliki ukuran buah kecil, umumnya dipanen pada stadium amat muda (baby) untuk dijadikan bahan lalapan.
- Kandungan Gizi dalam Labu Siam
Komposisi Gizi per 100 gram Labu Siam | Komposisi gizi Kadar |
Energi (kkal) | 17 |
Protein (g) | 0,82 |
Lemak (g) | 0,13 |
Karbohidrat (g) | 3,9 |
Serat (g) | 1,7 |
Gula (g) | 1,85 |
Kalsium (mg) | 17 |
Besi (mg) | 0,34 |
Magnesium (mg) | 12 |
Fosfor (mg) | 18 |
Kalium (mg) | 125 |
Natrium (mg) | 2 |
Seng (mg) | 0,74 |
Tembaga (mg) | 0,12 |
Mangan (mg) | 0,19 |
Selenium (mg) | 0,2 |
Vitamin C | 7,7 |
Tiamin (mg) | 0,03 |
Riboflavin (mg) | 0,03 |
Niacin (mg) | 0,47 |
Vitamin B6 (mg) | 0,08 |
Folat (mkg) | 93 |
Vitamin E (mkg) | 0,12 |
Vitamin K (mkg) | 4,6 |
( Sumber : CBN Portal )
- Gambar
( http://Thiam’s site – manfaat labu siam (jipang)/9 )
(http://Atasi-Sembelit-dengan-Labu-Siam/Berkas Sechium_edule_dsc07767.jpg )
( http://Labu.Siam.Ringankan.Sariawan.htm ) ( http://id.wikipedia.org/wiki/Labu_siam )
BAB III
PENENTUAN MUTU BAHAN MAKANAN
- Jenis – Jenis atau Metode
Faktor-faktor yang mempengaruhi pematangan sayuran ( labu siam )
Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas yang melibatkan proses metabolisme perombakan senyawa makromolekul (karbohidrat, protein, lemak) menjadi CO2, air dan sejumlah energi. Dikenal adanya proses klimakterik yang berkaitan dengan pematangan buah, sehingga dibedakan buah-buahan klimakterik dan buah-buahan nonklimakterik. Beberapa faktor yang mempengaruhi respirasi dikelompokkan ke dalam faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Yang mempengaruhi pematangan buah-buahan dan sayuran adalah kelayuan. Kelayuan merupakan proses normal pada tumbuhan yang terjadi karena mobilisasi zat-zat makanan untuk pertumbuhan biji atau buah. Beberapa hormon pada tumbuhan dapat menghambat atau mempercepat proses kelayuan. Di samping respirasi dan kelayuan, etilen merupakan hormon tumbuhan, yang dipengaruhi oleh hormon lainnya dan cahaya. Selain pada pematangan, etilen juga berpengaruh pada percabangan, kelayuan daun, perakaran, perbungaan, dan pertunasan. Aktivitas etilen dipengaruhi oleh suhu, hormon auksin, metalo-enzim, O2 dan CO2.
Pematangan dan metode pengawetan segar sayuran ( labu siam )
Pada pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang meliputi perubahan-perubahan:
1. Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
2. Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati rendah.
3. Gula sederhana yang meliputi glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
4. Protein, yang pada pematangan berkaitan dengan proses respirasi, yang mana pencegahan sintesis protein dapat menghambat prosesklimakterik.
5. Pigmen, terutama pada pigmen klorofil, antosianin dan karotenoid.
a. turunan fenol, seperti tanin yang memberi rasa sepat pada buah
b. asam organik dan kaitannya dengan buah klimakterik dan non klimakterik
Pengawetan segar sayuran pada prinsipnya adalah menghambat proses pematangan dan kelayuan dan sayuran. Di antara metode pengawetan segar dikenal:
1. Pelilinan, dengan menggunakan emulsi lilin yang memenuhi persyaratan sebagai bahan pengawet.
2. KMnO4, bahan pangawet yang menyerap etilen.
3. Pelapisan semperfresh yang terdiri dari: sucrose ester of fatty acids, sodium CMC, mono dan digliserida asam lemak.
4. Penyimpanan dengan udara terkendali (CAS) dengan pengaturan penambahan CO2, pengurangan O2, dan tingkat N2 yang tinggi.
Metode yang digunakan untuk mempertahankan mutu dari buah labu siam adalah sebagai berikut :
Pengawetan Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Dengan Suhu Rendah
Pengawetan sayur-sayuran dan buah-bauhan dengan suhu dingin tidak terlepas dari pengaruh mutu bahan (sayuran atau buah-buahan) yang berkaitan erat dengan penanganan lepas panen bahan. Paga penanganan lepas panen ini meliputi: sortasi berdasarkan mutu, sortasi berdasarkan ukuran dan pencucian bahan yang akan diawetkan. Faktor lain yang juga mempengaruhi pengawetan dengan suhu dingin adalah:
Suhu yang rendah relatif konstan selama penyimpanan.
1. Pra-pendinginan yang dapat dilakukan dengan:
- pendinginan dengan hampa udara
- pendinginan dengan kotak es.
Pada proses pra-pendinginan ini, dikenal istilah waktu paruh pendinginan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu suatu bahan hingga suhu zat pendingin menjadi separuhnya.
2. Kelambaban nisbi dalam ruang simpan.
3. Sirkulasi udara dan jarak tumpuk bahan.
Refigerasi dan Desain Ruang Pendingin
Pengawetan dengan suhu rendah merupakan salah satu cara yang digunakan dan efektif untuk mengurangi laju metabolisme. Karena laju metabolisme akan turun 2 kali lipat pada setiap penurunan suhu 80C. Berbagai cara telah digunakan untuk pengawetan dengan suhu rendah, misalnya penggunaan es, aliran udara, tekanan vakum dan sebagainya. Namun pemilihan yang paling efektif sangat tergantung pada karakteristik bahan serta modal yang ada. Dan juga sangat diperlukan pengetahuan tentang mutu bahan dan laju respirasi sayur-sayuran dan buah-buahan. Pengetahuan yang mendasar tentang bahan refrigerasi dan jenis alat pendingin sangat membantu aplikasi pengawetan dengan suhu rendah.
Pengalengan Buah-Buahan Dan Sayuran
Proses Ternal dan Metode Perhitungan Proses Ternal
Berdasarkan tujuannya ada 4 macam penggunaan panas dalam pengolahan makanan, yaitu: pemasakan, blanzir, pasteurisasi, dan sterilisasi. Adapun penyebaran panas di sini ada 3 cara, yaitu melalui konveksi, konduksi dan radiasi. Pemasakan secara konveksi dalam makanan kaleng kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai kondisi proses yang lebih baik daripada perpindahan panas secara konduksi yang lambat dan memerlukan waktu yang lebih lama. Ada 2 yang penting dalam pemanasan bahan pangan yaitu:
1. kurva waktu kematian panas/TDT (Thermal Death Time).
2. kurva penetrasi panas selama pemanasan dari pendinginan bahan pangan dalam wadah.
Untuk mengkalkulasi proses termal ada 2 metode yang digunakan yaitu:
1. Metode Umum, metode ini tidak dapat digunakan untuk meramal hubungan waktu dan suhu.
2. Metode formula, metode perhitungan yang dapat digunakan untuk meramal hubungan waktu dan suhu.
Proses pemanasan pada bahan pangan bertujuan untuk merumuskan bakteri dengan mempertahankan nilai mutrisi dan mutu dari bahan pangan. Untuk tujuan ini dikenal Optimasi proses termal. Oleh Lund (1977) di dalam Muchtadi (1989) membedakan optimasi proses termal untuk Blanzir, pasteurisasi, dan sterilisasi komersial.
Aplikasi Pengalengan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengalengan pangan merupakan salah satu bentuk usaha pengawetan pangan yang menggunakan proses panas untuk mereduksi atau menghilangkan mikroorganisme perusak, pembentuk toksin dan patogen pada makanan yang dilakukan di dalam kemasan yang hermetis. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dari pengalengan yaitu bahan pangan yang awet, aman dan memiliki nilai organoleptik yang baik, diperlukan suatu pengetahuan dan keahlian di bidang pengemasan, peralatan pemanasan, proses thermal, bakteriologi, keamanan dan gizi pangan, organoleptik dan pengolahan pangan yang mendalam.
Karakteristik Hidratasi dan Alat Pengering
Pada penerapan pengeringan guna pengawetan produk hortikultura ada beberapa faktor yang perlu dipahami, yaitu:
1. Karakteristik hidratasi bahan pangan yang menyangkut:
a. Tipe-tipe air yang terdapat dalam bahan seperti: air bebas, air terikat, air absorpsi permukaan, air hidrasi.
b. Kadar air bahan yang meliputi: Kadar air basis basah, kadar air basis kering, kadar air keseimbangan, grafik sorpsi isoterm, dan aktivitas air (Aw).
c. Tekanan uap dan kelembaban udara ruang.
2. Metode pengeringan meliputi pemahaman:
a. proses perpindahan panas, baik secara konduksi, konveksi maupun radiasi.
c. Tahapan proses pengeringan sehubungan dengan pindah panas dan pindah massa.
d. Pengeringan dengan penjemuran yang menggunakan matahari sebagai sumber panas.
e. Pengeringan buatan dengan menggunakan peralatan pengeringan yang dibedakan antara pengering adiabatik dan pengering isotermis
f. Keuntungan dan kekurangan menggunakan pengeringan penjemuran dan pengeringan buatan.
3. Jenis-jenis alat pengering yang digolongkan ke dalam 2 golongan besar yaitu: tipe kontinu dan tipe batch.
4. Masalah-masalah yang dihadapi pada penggunaan alat pengering yang meliputi:
b. Tekanan statis yang dipengaruhi oleh tebal tumpukan, kadar air, laju aliran udara, dan besar butiran bahan.
Pengunaan Garam dan Asam dalam Pengawetan Sayuran dan Buah-buahan
Pengolahan hasil-hasil hortikultura dengan garam, asam, gula dan bahan kimia dapat dikembangkan dengan optimisasi proses pengolahannya. Untuk dapat melakukan hal ini penting diketahui sifat-sifat zat tersebut di dalam bahan pangan. Secara umum zat-zat tersebut berfungsi sebagai bahan pengawet di samping berfungsi sebagai peningkat cita rasa bahan pangan olahan.
Dan dari pengalaman dan penelitian telah diketahui berapa jumlah zat-zat tersebut yang harus ditambahkan ke dalam makanan di samping memperhatikan faktor-faktor lain seperti: temperatur proses pengemasan produk, jenis dan sifat-sifat alat-alat pengolahan dan lain-lain. Pengembangan lebih lanjut produk olahan hortikultura tentunya akan lebih mudah dilakukan jika kita telah mengetahui prinsip-prinsip yang telah diterangkan. Sebagai contoh dalam hal ini adalah pembuatan sauerkeraut dan pikel. Beberapa faktor umum yang berperan dalam proses fermentasi ini adalah penambahan garam, asam dan inokulum, pengaruh temperatur dan pemeraman.
- Batasan / Standar Mutu Bahan Makanan
Kunci utama agar makanan bias tahan lama adalah sedapat mungkin menghindarinya agar tidak tercemar kuman. Jadi, pastikan hanya membeli bahan yang benar – benar segar, memasak dengan bersih serta matang dan mengemas dengan baik di tempat yang bersih dan kering, serta menyimpannya di dalam suhu di bawah 0oC.
Labu siam dapat tahan 1 minggu jika hanya di simpan di tempat terbuka saja, jika pengimpanan lebih dari 1 minggu akan mengakibatkan labu siam dapat tumbuh tunas, buahnya menjadi megkerut dan kemungkinan juga dapat di tumbuhi ulat.
Jika labu siam sebelum di simpan sebaiknya di cuci bersih lalu dikeringkan. Setelah itu dibungkus dengan kertas atau masukkan dalam kantung plastic kering yang dilubangi disana – sini. Dengan cara ini aneka bahan pangan bias tahan hingga beberapa minggu atau lebih dari 1 minggu.
Buah labu siam masih dapat tahan lebih tahan hingga beberapa waktu lagi, jika sebelum disimpan direbus terlebih dahulu. Caranya, kupas dan dibersihkan kemudian direbus dalam air mendidih hingga matang. Setelah matang angkat dan tiriskan, kemudian masukkan ke dalam air es yang berfungsi menghentikan proses memasak dalam sayuran sehingga warnanya tetap sama seperti pada saat diangkat. Biarkan selama 3 menit setelah dingin, masukkan ke dalam lemari pendingin.
BAB IV
PRODUK OLAHAN
- Dodol dari Bahan Labu Siam
Dodol garut dapat dibuat dari bermacam-macam bahan di antaranya dari tepung garut,beras ketan dan lain-lain, tapi ada pula dari bahan baku labu siam. Rasa dodol dari labu siam tidak kalah dibandingkan dodol dari bahan lain, begitu pula aromanya yang lebih spesifik.
Dodol labu siam belum banyak dikembangkan bahkan di Desa Cikendeung maka resep tersebut dicoba diangkat menjadi pangan dodol yang cukup enak oleh sebuah kelompoktani wanita, dan hasilnya dipamerkan pada sebuah pameran yang sengaja digelar untuk menyambut Menteri Pertanian ketika melakukan kunjungan kerja di sepanjang jalur selatan Pulau Jawa.
Bahan dodol dari labu siam ini mudah diperoleh di pedesaan, bahkan berpeluang dijadikan ladang usaha bisnis berskala rumah tangga, yang mampu menyerap tenaga kerja keluarga di pedesaan dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga petani.
Peralatannya juga mudah tidak membutuhkan peralatan yang serba sulit dan canggih, tapi dengan peralatan tradisionalpun dapatlah diolah jenis pangan ini. Karenanya dodol ini dapat diolah oleh penduduk pedesaan untuk keperluan hidangan pada rapat-rapat keluarga, atau hajatan bahkan hidangan guna menjamu kunjungan kerja para pejabat pemerintah desa.
Bahannya seperti labu siam yang jumlahnya 4 kilogram, dan labu tersebut dalam bentuk parutan. Gula pasir sebanyak 1 kilogram, kelapa parut 1 butir, tepung ketan sebanyak 0,25 kilogram, 1 sendok teh vanili serta pandan wangi secukupnya untuk keperluan aroma.
- Sukade / Manisan Kering Labu Siam
Sukade atau manisan adalah buah-buahan yang direndam dalam air gula selama beberapa waktu. Membuat buah-buahan menjadi manisan adalah salah satu cara untuk mengawetkan bahan makanan dan hal ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Jenis manisan ada 3 macam yaitu, manisan kering, manisan basah, dan manisan basah berkuah.
Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dikeringkan sampai kering. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lain. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak, dan lain-lain.
Labu siam sifatnya bergetah dan permukaannya berbiku – biku. Di dalam 100 gram labu siam terkandung 6,5 karbohidrat; 0,6 protein; 0,3 mineral dan 14 mg kalsium. Biasanya labu siam hanya diolah menjadi sayur, namun kini ada alternative pengolahan labu siam menjadi manisan kering labu siam. Sukade atau manisan kering biasanya digunakan sebagai hiasan dan campuran dalam pembuatan kue kering, roti dan sebagainya. Pembuatan sukade / manisan kering labu siam meliputi 3 proses yaitu, persiapan bahan baku, pembuatan larutan perendaman dan pembuatan sukade / manisan kering labu siam:
Bahan
a. Labu siam
b. Kapur sirih
c. Garam
d. Gula pasir
e. Larutan asam sitrat 1,5 %
f. Natrium metabisulfit
g. Pewarna makanan
Alat
a. Pisau
b. Pengaduk
c. Saringan
d. Panci
e. Waskom
f. Cabinet dryer
Cara Kerja
a. Persiapan Bahan Baku
1. Labu Siam dikupas, dicuci, dipotong kubus (2×1,5×1,5) cm.
2. Potongan labu siam direndam dalam larutan kapur sirih selama satu jam.
3. Cuci dan tiriskan
4. Blansing dan kemudian ditiriskan sehingga didapat bahan baku siap pakai.
Blansing merupakan pemanasan pendahuluan dalam uap atau air panas dalam waktu singkat, terutama untuk sayur-sayuran dan buah-buahan. Tujuan dari pemblansiran ini adalah :
Membantu membersihkan bahan makanan dari kotoran – kotoran antara lain tanah, getah, insekta, dan lain – lain.
Untuk memperbaiki tekstur.
Menonaktifkan enzim – enzim, terutama enzim oksidase
Menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki.
b. Pembuatan Sirup Perendaman
Setelah persiapan bahan baku selesai, lalu dibuat larutan perendam yaitu dengan mencampurkan garam, gula, asam sitrat, natrium metabisulfit dan pewarna dalam 2 liter air kemudian panaskan hingga mendidih.
Fungsi gula terutama sebagai zat pemanis ( sweeteners ), zat pengawet, penambah flavor, dan untuk memperbaiki tekstur dari buah-buahan. Air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Asam ditambahkan untuk memperbaiki flavor.
Buah-buahan dengan kandungan asam yang rendah, dapat diberi tambahan asam sitrat. Natrium metabisulfit yang ditambahkan bertujuan untuk mencegah proses pencoklatan dan mempertahankan warna agar tampak menarik. Sedangkan zat pewarna ditambahkan ke dalamnya dengan tujuan untuk memberikan kenampakan yang menarik.
c. Pembuatan Sukade
1. Bahan baku siap pakai direndam dalam sirup perendam yang mendidih (10 menit).
2. Didinginkan dengan cepat
3. Dilakukan perendaman lagi dengan larutan perendam selama 24 jam.
4. Pisahkan bahan dari larutan perendam
5. Cuci dengan air panas kemudian tiriskan
6. Sukade /manisan basah yang dihasilkan lau dikeringkan dengan cabinet dryer pada suhu 400C selama 9 jam.
7. Kemas dalam plastik.
- Keripik labu siam
Produk olahan Labusiam relatif masih sedikit, untuk penganekaragaman produk olahan sayuran ini dan meningkatkan nilai tambah maka salah satu bentuk pemecahannya adalah dengan melakukan diversifikasi produk berupa pembuatan keripik Labusiam. Di sisi lain telah ditemukan teknologi penggorengan Vacuum Frying , yang selama ini telah digunakan untuk menggoreng keripik buah-buahan.
Teknologi ini juga dapat digunakan untuk produk sayuran, termasuk pembuatan keripik Labusiam. Dari alasan ini maka penerapan Vacuum Frying pada pembuatan keripik Labusiam bagi para petani atau pengusaha industri keripik sayuran merupakan langkah yang penting.
Kegiatan ini dapat membekali dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pemakaian teknotogi Vacuum Frying pada petani atau pengusaha industri keripik sayuran.
BAB V
KHASIAT
- Gusi Berdarah
Kandungan buah labu siam yang menyejukan banyak mengandung getah serta zat-zat seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, dan besi. Labu siam memiliki khasiat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit diantaranya adalah gusi berdarah.
Parut labu siam yang sebelumnya sudah dicuci, kemudian beri 2 sendok makan air matang dan 1 sendok makan madu. Peras dan saring, diminum sehari 3 kali sebanyak yang diperlukan. ½ buah labu siam, dicuci, lalu diparut. Beri 2 sendok makan air matang dan 1 sendok makan madu. Peras, saring. Minum 3x sehari sebanyak yang diperlukan
- Sariawan
Sayuran buah yang dikenal juga dengan nama labu jipang ini bisa diandalkan untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak. Selain itu, buah ini juga bersifat diuretik (peluruh air seni). Kandungan alkoloidnya bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat.
Makan buah labu siam sebagai lauk atau bisa juga dimakan mentah sebagai lalapan.
- Garis Hitam di Tumit
Getah labu siam dioleskan pada tumit yang bergarishitam itu. Biarkan sampai kering. Setelah itu buka perlahan-lahan.
Meskipun bentuknya tidak eksotis, labu siam banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia. Sayuran yang murah harganya ini merupakan makanan sehat buat jantung, mampu menangkal kanker, dan sangat baik bagi wanita hamil.
Kaya Serat
Komposisi gizi labu siam dapat dilihat pada tabel. Buah labu siam memiliki kadar serat yang cukup baik, yaitu 1,7 g per 100 g. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup sangat baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus. Serat pangan dapat mengurangi risiko penyakit kanker yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak sempurna.
Serat pangan mampu mengurangi waktu tinggal (transit time) makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Selama tinggal di saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik (penyebab kanker). Berkat singkatnya transit time sisa makanan di saluran pencernaan, waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga makin pendek, sehingga peluang terjadinya kanker menjadi sangat kecil.
Kandungan asam folat pada buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu Siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat.
Asam folat sangat penting bagi ibu hamil karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi cacat. Konsumsi asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat bayi lahir rendah dan kejadian neural tube defects (gangguan otak).
Defisiensi asam folat ditandai oleh gejala anemia, yaitu jumlah sel butir darah merah berkurang. Kebutuhan asam folat pada orang dewasa adalah 400 mkg per hari. Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil, dan bertambah 50 persen pada ibu yang sedang menyusui.
- Turunkan Kolesterol
Buah labu siam juga kaya akan Kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar.
Selain itu, buah labu siam juga mengandung komponen vitamin yang cukup tinggi. Niasin merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang disebut sebagai vitamin B3, berfungsi untuk menurunkan produksi VLDL (very low density lipoprotein) di dalam hati, sehingga produksi kolesterol LDL (low density lipoprotein) dan trigliserida dapat menurun.
Niasin berperan pada reaksi enzimatik di dalam tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, yaitu sebagai koenzim I dan koenzim II. Niasin sangat diperlukan agar suplai energi dalam jaringan tubuh berjalan normal. Kekurangan niasin yang parah setelah beberapa bulan akan mengakibatkan pellagra serta dermatitis, yaitu gangguan kulit yang khas dan simetris, terutama di bagian badan yang tidak tertutup seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit, dan leher.
Labu siam juga kaya akan vitamin B6. Vitamin B6 mempunyai peran penting dalam metabolisme protein. Vitamin B6 sangat esensial untuk proses transaminasi dan deaminasi serta dekarboksilasi asam amino. Kebutuhan per hari mencapai 0,02 mg untuk dewasa, 0,015 mg untuk bayi, 0,2-1,2 untuk anak-anak, dan 1,4-2 mg untuk remaja.
Kandungan selenium pada labu siam juga cukup baik. Selenium berperan penting untuk memperbaiki mood. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (1996) membuktikan bahwa orang yang kadar selenium tubuhnya paling rendah menunjukkan mood yang paling buruk. Konsumsi selenium disarankan sekitar 55-70 mikrogram perhari.
- Cegah Hipertensi
Labu siam mempunyai sejumlah khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat terbesar labu siam adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah tinggi. Makanan tergolong makanan sehat untuk jantung dan pembuluh darah bila mengandung rasio kalium:natrium minimal 5:1. Setiap 100 gram buah labu siam mengandung kalium:natrium dengan perbandingan 62:1.
Selain itu, labu siam juga diketahui memiliki efek diuretik, sehingga mampu menurunkan kadar garam di dalam darah melalui pembuangan air seni. Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan menurun.
Labu siam juga sangat baik bagi penderita asam urat. Efek diuretik dari labu siam akan melancarkan pembuangan air kecil, sehingga kelebihan asam urat dapat segera dikeluarkan dari dalam tubuh. Labu siam juga baik bagi penderita diabetes. Hal itu disebabkan pada labu siam terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga penderita diabetes tidak perlu mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan.
Kandungan air yang tinggi pada labu siam membuatnya sangat baik untuk menjaga kesehatan ginjal. Labu siam juga mengandung komponen saponin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kandungan saponin sangat bermanfaat untuk menghambat dan mencegah penyerapan kolesterol di dalam darah. Rata-rata konsumsi saponin yang dianjurkan adalah 15 mg setiap hari.
Pada labu siam juga terkandung komponen tanin yang bersifat antimikroba, serta alkaloid yang mampu memperlancar peredaran darah sehingga mencegah penyakit stroke. Meskipun belum memiliki bukti ilmiah secara pasti, labu siam telah dikenal sebagai obat wasir. Hal itu mungkin disebabkan kandungan seratnya yang cukup baik. Selain itu, labu Siam juga baik untuk penderita sariawan. Namun, labu siam tidak cocok diberikan kepada penderita rematik karena sifat dinginnya dapat memicu munculnya gejala sakit.
Oleh:Prof. Dr. Made Astawan
Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Banyak orang menderita batuk. Batuk bisa menimpa orang sakit maupun sehat, karena batuk merupakan refleksi fisiologis yang umumnya disebabkan oleh adanya rangsangan pada daerah selaput lendir pernafasan. Namun karena gangguan pada sistem pernafasan seperti bronchitis, radang tenggorokan, dan penyakit paru-paru.
Batuk kerap sulit diatasi meski sudah minum obat. Kita dapat mengatasinya dengan makan labu siam pada pagi, siang dan sore sebagai lalapan dengan merebusnya terlebih dahulu, buah labunya di makan dan air rebusannya diminum.
Labu siam mengandung zat yang bersifat meredakan batuk bahkan menyembuhkan batuk.
H. Mengatasi Sembelit
Labu siam memang lebih sering disantap selepas diolah bersama sayuran lainnya dalam sayur lodeh dan sayur asam.Namun, sayuran bergetah ini ternyata memiliki khasiat lebih baik jika dikonsumsi sebagai lalapan, seusai direbus atau dikukus. Menurut buku The Visual Food Encyclopedia, selain mengandung asam amino dan vitamin C, labu siam juga kaya serat. Karenanya, sayuran ini cocok dikonsumsi untuk mengatasi sembelit.
Tidak hanya itu, serat tinggi dalam labu siam juga mampu mengurangi penyerapan kembali kolesterol jahat dalam usus, dan menghambat penyerapan lemak dari makanan, sehingga bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Hasilnya, kondisi ini dapat mengurangi risiko hipertensi. Di samping itu, karena bersifat menyejukkan, labu siam kukus atau rebus juga dapat membantu proses penyembuhan sariawan.
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Labu siam adalah salah satu sayuran yang sangat baik untuk kesehatan, karena labu siam banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Labu siam dibagi menjadi dua varietas, , yaitu varietas labu Siam dan varietas labu anggur. Varietas labu siam memiliki ukuran buah besar, dapat dipanen pada stadium cukup tua untuk bahan sayuran, atau stadium amat muda (baby) sebagai bahan lalapan. Varietas labu anggur memiliki ukuran buah kecil, umumnya dipanen pada stadium amat muda (baby) untuk dijadikan bahan lalapan.
Labu siam biasa dimasak sayur bersantan, namun ada pula produk lain seperti ; dodol, sukade dan keripik.
Selain itu labu siam juga mempunyai banyak khasiat seperti untuk mengobati gusi berdarah, sariawan, garis hitam pada tumit, mengatasi sembelit, dll. Labu siam juga dapat mencegah penyakit kolesterol tinggi, dapat pula untuk pemenuhan asam folat pada ibu hamil.
B. Saran
Pada makalah ini, penulis memiliki sedikit saran semoga dapat membantu para pembaca.
Dalam penanaman labu siam harus memperhatikan ukuran yang tepat untuk menanam labu siam dan memperhatikan pemberian pupuk dan perbedaan antara penyakit dan hama agar tidak terjadi kesalahan dalam meggunakan pestisida, yang dapat merusak tanaman labu siam ini. Sehingga produksi labu siam dapat berkualitas tinggi dan produksinya tidak hanya berkisar di dalam negeri namun bias pula ke luar negeri.
Dapat mengetahui kandungan gizi dan pentingnya mengkonsumsi sayuran ini.
Dalam pengolahan labu siam yang tidak hanya dimasak sebagai sayur lodeh atau berkuah santan saja, namun di tujukan agar pembaca termotifasi untuk mengkreasikan bahan makanan ini untuk menjadi produksi pangan komoditi yang unggul, seperti dijelaskan yaitu membuat dodol, sukade dan keripik labu siam.
DAFTAR PUSTAKA
http://andhiena.multiply.com/reviews/item/28
http://burukab.go.id/web/index.php?option=com_content&task=category§ionid=7&id=16&Itemid=83
http://Dodol dari bahan labu siam – sinar tani – membangun kemandirian agribisnis – Wikipedia.com
http://www.hortikultura.deptan.go.id/
http:// Perempuan.com/Laptunilapp-gdl-res-2006-asmarasand-97-lampung university-library
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=246
novary,Ir.eti widayati.Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar.1996.Kediri : Swadaya.
setiawan,ade irwan, yani trisnawati.Pare dan Labu.1993.Jakarta:PS