Selasa, 18 Februari 2014

inilah kehidupan

BEKERJA UNTUK SENANG ATAU UNTUK GENGSI



Inilah gambaran setiap orang jika dia sudah diambang pintu kebimbangan.Antara lanjut sekolah ke jenjang lebih tinggi tapi dikatakan "sekolah dari dulu gak lulus-lulus" atau bekerja dengan banyak pertanyaan "kerja dimana?gaji berapa?pegawai tetap atau cuma magang?bisa diangkat jadi pegawai sipil ndak?dan bla bla bla lainnya.

LULUS.kata yang selalu kita harapkan dalam akhir suatu ujian. Baik itu ujian secara real ataupun dalam hal batiniah atau bisa dikatakan dalam cobaan hidup. Pengalaman banyak orang mengartikan LULUS tidak sepenuhnya, sebenarnya LULUS sendiri awal dan sangat awal dari ujian ujian berikutnya yang mungkin banyak orang berkata lebih berat. Berat karena kita tak bisa mencari alat untuk meringgankannya. Ibarat kita ingin mengangkat peti yang berisi batu, disamping sudah tersedia alat untuk mengangkat tapi kita sok-sokan kuat untuk mengangkat sendiri.

Yang menjadi trending topik saat ini tentang pekerjaan. Pekerjaan menurut kebanyakan orang adalah ya duduk di kantor ataupun institusi yang terdapat bagian-bagian dengan peran dan tugasnya masing-masing. Lulusan SD,SMP,SMA berhak dan pantas mendapatkan pekerjaan yang memang sesuai dengan porsinya sendiri-sendiri. yang menjadi masalah itu lulusan sarjana yang bekerja dengan pekerjaan yang biasa-biasa saja. seperti di perusahaan swasta ataupun instansi bukan milik negara, dengan gaji yang mungkin tak seberapa tapi kita yang menjalani enjoy-enjoy saja, bahkan mungkin dengan adanya sistem pretasi menaikkan gaji, kita semakin semangat bekerja mati-matian serta memutar otak untuk menghasilkan ide yang luar biasa. Bagus kan?tidak jika dipandang oleh sebagian orang yang hanya mengandalkan pekerjaan yang tetap dan tanpa bersusah payah sudah dapat gaji yang terus sama sepanjang tahun,duduk santai digaji mau ngoyo ya digaji sama. Polemik kehidupan yang semakin membuat sebagian berfikir tak masuk akal.

Tapi jangan befikir pekerjaan tetap itu seperti untuk main-main. lihatlah mereka yang melakukan suatu pekerjaan dengan tanggung jawab, tak memikirkan mau digaji sama atau dapat bonus, yang penting tanggung jawab ku selesai dan aku tidak memakan hak ku secara mentah-mentah. Di balik rerumputan kering masih ada yang hijau dan segar.

Kita menginjak kejenjang yang lebih lanjut yaitu gerbang pernikahan. sebelum kita menikah dengan pasangan yang paling kita sayang, pertanyaan pertama yang sering muncul. "pekerjaan calonmu apa?" sebenarnya tidak masalah. yang menjadi masalah ketika kita menjawab pegawai swasta dan sebangsanya, mereka akan berkata "oooohhhh" dan yang lainnya "kenapa gak milih yang P_ _ saja, kan banyak, lagian kamu cantik/ganteng tinggal pilih gampang". itu jawaban dari orang yang sudut pandangnya sempit, berbeda dengan sudut pandang luas, pasti akan menjawab "semoga kalian bahagia" titik, beres dan tidak akan membuat percikan api dihati setiap orang yang mendengarnya.

Memang terkadang pekerjaan itu menjadi suatu status yang tidak menjamin status kebahagiaan seseorang. Namun tidak dipungkiri semua orang butuh pekerjaan dan haknya sebagai modal kita untuk memberi modal kluarga dan orang yang membutuhkan modal dari kita. Apapun pekerjaan kita, jangan sampai membatasi kita untuk lebih berfikir hebat.